Notification

×

Iklan desktop utama

Buy template blogger

Iklan Utama Mobile

Buy template blogger

Ribuan Sekolah di Sumatra Lumpuh Akibat Banjir dan Longsor, Lebih dari 200 Ribu Siswa Terdampak

Jumat, 05 Desember 2025 | Desember 05, 2025 WIB Last Updated 2025-12-05T15:10:22Z
>

 

Rumah dan pagar rumah sekolah serta bangunan lainnya porak-poranda di Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara (Serambinews.com)



Pacitansatu.com -Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra kembali menimbulkan pukulan berat bagi dunia pendidikan. Ribuan sekolah tidak dapat beroperasi, meninggalkan jutaan warga belajar dalam situasi penuh ketidakpastian.


Bencana hidrometeorologi akhir bulan November 2025 yang lalu, dipicu oleh hujan deras berintensitas tinggi mengguyur banyak daerah. Kondisi cuaca ekstrem tersebut membuat aktivitas belajar di ratusan kecamatan lumpuh total.


Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Sekretariat Nasional SPAB merilis data terbaru pada Kamis, 4 Desember 2025, terkait skala kerusakan yang dialami sektor pendidikan.


Berdasarkan laporan resmi tersebut, sebanyak 2.476 satuan pendidikan tercatat terdampak bencana. Data ini dihimpun dari formulir pendataan mandiri yang dikirimkan oleh dinas pendidikan di berbagai daerah terdampak.


Skala kerusakan yang tercatat menggambarkan dampak yang sangat luas. Sebanyak 208.117 peserta didik kini terputus dari kegiatan belajar mengajar.


Selain itu, sebanyak 19.492 guru turut terganggu aktivitas profesionalnya, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berlangsung seperti biasa.


Laporan tersebut menunjukkan tiga provinsi sebagai wilayah dengan dampak paling besar, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Kerusakan terjadi pada fasilitas pendidikan dari jenjang PAUD hingga SLB.


Di Sumatra Utara, jumlah sekolah jenjang SD menjadi yang paling banyak terdampak dengan 497 unit. PAUD dan SMP menyusul dengan jumlah 273 dan 235 satuan pendidikan.


Provinsi Aceh mencatat 370 SD, 210 PAUD, dan 153 SMP yang mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut.


Sementara di Sumatra Barat, sebanyak 227 SD, 115 SMP, dan 80 PAUD dilaporkan terdampak, membuat ribuan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran.


Melihat besarnya dampak terhadap keberlangsungan pendidikan, pemerintah pusat segera melakukan langkah tanggap darurat untuk meminimalkan terhentinya kegiatan belajar.


Kemendikdasmen memastikan berbagai bentuk bantuan telah dipersiapkan dan mulai didistribusikan secara bertahap ke lokasi-lokasi terdampak.


Salah satu bantuan yang krusial adalah penyediaan 131 unit Ruang Kelas Darurat, berupa tenda belajar berstandar SPAB yang dapat digunakan sebagai ruang pengganti sementara.


Selain itu, pemerintah menyiapkan 10.200 paket perlengkapan belajar (School Kit) bagi siswa yang kehilangan fasilitas sekolah akibat bencana.


Guna mendukung kebutuhan dasar keluarga terdampak, sebanyak 400 Family Kit juga turut disalurkan melalui posko pendidikan di tingkat provinsi.


Tidak hanya materi ajar pengganti, 50.000 buku teks dan nonteks telah disiapkan untuk mempercepat pemulihan pembelajaran di sekolah yang kehilangan bahan ajarnya.


Kemendikdasmen menegaskan bahwa dukungan psikososial menjadi bagian penting dari pemulihan. Banyak siswa dan guru mengalami trauma setelah menghadapi situasi darurat.


Bantuan Operasional SPAB juga digulirkan untuk memperkuat pelaksanaan layanan pemulihan di satuan pendidikan serta mendukung aktivitas pembelajaran alternatif.


Untuk memastikan penanganan berjalan efektif, Kemendikdasmen telah menempatkan narahubung di Pos Pendidikan di setiap provinsi yang terdampak, melibatkan BPMP Aceh dan Sumatra Utara serta BBPMP Sumatra Barat.


Pemerintah berharap berbagai langkah pemulihan ini dapat mengembalikan proses belajar mengajar secara bertahap, agar hak pendidikan bagi ratusan ribu siswa tetap terlindungi meski berada dalam situasi penuh tantangan. (af)

×
Berita Terbaru Update