>
Pacitansatu.com – SMP Negeri 12 Krui, Kabupaten Pesisir Barat, melaksanakan pembagian rapor semester ganjil melalui Gerakan Ayah Mengambil Raport (GEMAR) pada Jumat (19/12/2025). Program ini diarahkan untuk mendorong keterlibatan aktif ayah dalam proses pendidikan anak di sekolah.
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran BKKBN tertanggal 1 Desember 2025 yang kemudian diperkuat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Barat melalui surat nomor 800.1.10.3427/IV.04/2025 tanggal 12 Desember 2025. Pembagian rapor dilaksanakan di lingkungan SMPN 12 Krui dan diikuti oleh orang tua atau wali murid dari seluruh tingkat kelas. Sekolah menyiapkan rangkaian kegiatan terstruktur agar proses berjalan tertib dan kondusif. Kepala SMP Negeri 12 Krui, Minsyahrudin, S.Pd., membuka kegiatan secara langsung. Ia menegaskan bahwa GEMAR bersifat imbauan, sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran BKKBN Nomor 14 Tahun 2025. “Kata imbauan menunjukkan bahwa tidak ada sanksi bagi ayah yang tidak dapat hadir. Ini adalah ajakan sukarela untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pendidikan anak,” ujar Minsyahrudin dalam sambutannya. Ia menambahkan bahwa ibu atau wali lain tetap diperbolehkan mengambil rapor seperti biasa. Meski demikian, kehadiran ayah dinilai memiliki dampak positif terhadap motivasi dan psikologis peserta didik. Berdasarkan data sekolah, tingkat kehadiran orang tua dan wali murid mencapai sekitar 97 persen. Hanya sebagian kecil yang tidak dapat hadir karena berhalangan. Sebelum pembagian rapor di ruang kelas, kegiatan diawali dengan apel bersama yang melibatkan orang tua, guru, dan siswa. Apel tersebut diisi dengan penguatan wawasan tentang pentingnya parenting dalam pendidikan. Materi disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah SMPN 12 Krui, Aris Sudiyanto, S.Pd., Gr., M.M. Ia menjelaskan bahwa GEMAR merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kesadaran orang tua terhadap peran pengasuhan. “Gerakan Ayah Mengambil Raport ini adalah bagian dari parenting, yaitu proses mengasuh, mendidik, dan membimbing anak secara holistik, baik fisik, emosional, sosial, maupun intelektual,” kata Aris. Menurutnya, pola asuh yang tepat akan membentuk karakter, kemandirian, dan tanggung jawab anak melalui kasih sayang, disiplin, serta pemenuhan kebutuhan dasar. Aris juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. “Keberhasilan anak tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah. Pendidikan keluarga dan lingkungan masyarakat harus berjalan seiring,” ujarnya. Ia menyebut konsep tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan, di mana keluarga menjadi fondasi moral dan kepribadian, sekolah berperan memberikan pendidikan formal, serta masyarakat membentuk karakter dan keterampilan sosial. “Orang tua adalah guru pertama bagi anak. Mereka wajib mengawal perkembangan motorik, psikomotorik, dan kognitif sejak dini,” tegas Aris Sudiyanto. Melalui pelaksanaan GEMAR, SMP Negeri 12 Krui mengimbau seluruh orang tua, khususnya ayah, untuk terus terlibat aktif dalam pendidikan anak sebagai bentuk sinergi berkelanjutan antara sekolah dan keluarga. (af) |



