>
![]() |
| Pertemuan owner Lembaga Sosial Omah Balam Jemi Darmawan dengan guru TPQ se Kecamatan Donorojo (Doc.Pacitansatu.com) |
Omah Balam menginisiasi pembentukan komunitas guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) se-Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, sebagai langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan TPQ di tingkat Desa dan Dusun. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan berbasis masyarakat.
Pembentukan komunitas tersebut digagas sebagai respons atas kebutuhan penguatan peran guru TPQ yang selama ini menjadi ujung tombak pendidikan karakter dan nilai keislaman bagi anak-anak di wilayah pedesaan. Owner Omah Balam, Jemi Darmawan, S.Sos., mengatakan bahwa guru TPQ memiliki peran vital dalam membentuk fondasi moral generasi muda. Namun, peran tersebut kerap belum diimbangi dengan penguatan kelembagaan yang memadai. “TPQ adalah ruang awal pembentukan karakter anak. Jika kelembagaannya kuat, maka proses pendidikannya akan lebih terarah dan berkelanjutan,” ujar Jemi Darmawan, Minggu (21/12/25). Kegiatan inisiasi komunitas guru TPQ ini diikuti oleh perwakilan guru dari berbagai desa dan dusun di Kecamatan Donorojo. Kehadiran peserta menunjukkan antusiasme tinggi terhadap upaya kolaborasi yang ditawarkan Omah Balam. Jemi menjelaskan, komunitas ini dibentuk sebagai wadah bersama agar para guru TPQ dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan solusi atas tantangan yang dihadapi di masing-masing wilayah. “Selama ini guru TPQ bekerja sendiri-sendiri. Melalui komunitas ini, kami ingin membangun jejaring agar mereka bisa saling menguatkan dan berkembang bersama,” jelasnya. Salah satu fokus utama komunitas guru TPQ adalah penguatan tata kelola kelembagaan. Para guru didorong untuk memahami manajemen organisasi, administrasi TPQ, hingga perencanaan pembelajaran yang lebih sistematis. Menurut Jemi, penguatan kelembagaan TPQ tidak hanya berkaitan dengan aspek administratif, tetapi juga menyangkut keberlanjutan program dan kualitas sumber daya manusia. “Kami ingin TPQ di desa dan dusun memiliki sistem yang rapi, mandiri, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar,” katanya. Selain penguatan kelembagaan, komunitas guru TPQ juga diarahkan untuk memperkuat solidaritas antarpendidik. Interaksi rutin diharapkan dapat menumbuhkan semangat kolaborasi dan kepedulian bersama. Omah Balam menilai bahwa penguatan TPQ harus dilakukan secara kolektif dengan melibatkan masyarakat. Guru TPQ diposisikan sebagai agen perubahan sosial yang memiliki peran strategis di lingkungannya. Ke depan, komunitas ini akan mengembangkan berbagai program, seperti diskusi tematik, pelatihan peningkatan kapasitas guru, serta pendampingan kelembagaan sesuai kebutuhan lapangan. Jemi menegaskan, pendekatan yang digunakan tetap menghormati kearifan lokal masing-masing desa dan dusun. Standarisasi dilakukan tanpa menghilangkan karakter dan budaya setempat. “Setiap TPQ punya keunikan. Komunitas ini bukan untuk menyeragamkan, tetapi untuk saling menguatkan dalam satu visi bersama,” tegasnya. Dengan terbentuknya komunitas guru TPQ se-Kecamatan Donorojo, Omah Balam berharap penguatan kelembagaan TPQ dapat berjalan lebih terstruktur dan berkelanjutan, sehingga memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan keagamaan generasi muda di wilayah tersebut. (af) |



